Selamat Sore semua, selamat datang di blogger saya. first post saya kali ini akan mengeshare hasil laporan praktek industri (PKL) yang berjudul " PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA STASIUN NET TV SURABAYA" nah yang tanya kenapa di laporan tersebut membahas cuma pengolahan sinyal audionya saja, kenapa tidak sekalian sinyal videonya juga?karena pengoahan sinyal video sudah dikerjakan oleh temen saya. jadi saya kebagian cuma pengolahan sinyal audionya saja. kalo bisa yang video insyaallah saya upload juga. oke langsung saja, berikut BAB 1 sampai BAB 4. semoga bisa bermanfaat buat agan" semua
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sebagai
salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang berorientasi pada ilmu
pengetahuan dan teknologi, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberi
kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengembangkan diri agar mampu menyesuiakan
dirinya dengan perkembangan dan tuntutan dunia industri sekarang ini. Kemampuan
mahasiswa tidak hanya terbatas pada identifikasi masalah dan perumusan berbagai
macam perhitungan. Namun juga meliputi bagaimana penerapan secara nyata dari
ilmu yang sudah terumuskan secara jelas detail permasalahannya. Dengan kata
lain, seorang mahasiswa sudah seharusnya tidak hanya mampu membuktikan secara
teori dalam bentuk banyak rumus mengenai berbagai macam fenomena yang ingin
diteliti. Namun juga harus mampu mengaplikasikan teori-teori yang telah
ditemukan menjadi ilmu terapan (praktik) yang nantinya dapat berguna bagi
lingkungan sekitarnya. Pemikiran ini menjadi alasan mengapa diadakan praktik industri
dalam proses untuk menjadi mahasiswa yang mampu menerapkan ilmunya di kehidupan
nyata
Dalam
kegiatan praktik industri tersebut, mahasiswa dituntut untuk belajar secara
langsung dengan pekerjaan yang ada di lapangan agar dapat mengembangkan diri
dengan memperluas wawasannya serta memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
menerapkan ilmu yang dimilikinya selama berada di perkuliahan, agar ilmu
pengetahuan yang telah didapatkan dapat berkembang dengan mengetahui masalah
yang akan dihadapi di lapangan nantinya. Pemahaman tentang permasalahan di
dunia industri diharapkan dapat menunjang
pengetahuan
secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat
menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan era
globalisasi. Atas dasar pemikiran tersebut, praktik industri menjadi salah satu
kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa S1 Teknik Elektro 2013 Unesa.
Mata
kuliah praktik industri ini dilakukan diluar jam perkuliahan, hal ini dilakukan
agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar pada saat jam kuliah
berlangsung. PT. NET MEDIATAMA dipilih sebagai tempat praktik industri karena
sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni dan dikerjakan oleh praktikan. PT. NET MEDIATAMA adalah bagian dari kelompok usaha INDIKA GROUP. Nama INDIKA sendiri merupakan singkatan dari Industri
Multimedia dan Informatika.
Melalui
praktik industri mahasiswa diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami dan
menganalisis proses produksi serta kegiatan operasional lain yang dilakukan
oleh Perusahaan/Industri tempat melaksanakan praktik industri. Dengan melakukan
pengamatan sekaligus melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan mahasiswa juga
mampu menemukan masalah-masalah pada dunia industri atau dunia kerja untuk
dijadikan sebagai topik tugas akhir.
B.
Tujuan
Praktik Industri
Tujuan
pelaksanaan kegiatan praktik industri dibedakan menjadi dua bagian, yakni
tujuan umum dan tujuan khusus :
1. Tujuan
Umum
a.
Terciptanya suatu hubungan yang sinergis,
jelas, dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai
pengguna outputnya
b.
Meningkatkan kepedulian dan
partisipasi dunia usaha dalam memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan
nasional.
c.
Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang dunia
kerja, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia
kerja atau dunia usaha.
d.
Mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui sistem kerja di dunia industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan
masalah secara utuh.
e.
Menumbuhkan dan menciptakan pola
berpikir konstruktif dan dinamis yang lebih berwawasan bagi mahasiswa dalam
dunia perindustrian.
2. Tujuan
Khusus :
a.
Mempelajari serta memahami tentang pengolahan audio
tersebut.
b.
Mempelajari
serta memahami peralatan yang digunakan untuk mengolah audio tersebut.
c.
Menerapkan
dan membandingkan ilmu – ilmu teoritis yang didapat di perguruan tinggi ke
dalam pekerjaan.
C.
Manfaat
Praktik Industri
Manfaat
yang diperoleh dari kegiatan praktik industri adalah sebagai berikut :
1. Manfaat
Praktik Industri Bagi Mahasiswa
Bagi
mahasiswa manfaat praktik industri antara lain :
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat di
bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
b. Mahasiswa memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna apabila telah
menyelesaikan perkuliahan, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
c. Mahasiswa dapat mengetahui gambaran sistem
yang ada di dunia kerja seperti proses produksinya, perawatan , perbaikan, dll.
2. Manfaat
Praktik Industri Bagi Perusahaan
Bagi instansi manfaat praktik industri antara
lain :
a.
Meningkatkan
kerja sama antara akademik
dengan instansi/lembaga.
b.
Memperoleh
gambaran secara luas tentang sumber daya manusia yang akan datang.
3. Manfaat
Praktik Industri Bagi Perguruan Tinggi
Bagi
Universitas manfaat Praktik Industri antara lain : Mempromosikan
keberadaan universitas khususnya Universitas Negeri Surabaya di tengah-tengah dunia kerja, sehingga
dapat mengantisipasi kebutuhan dunia kerja yang kompeten di bidang masing-masing.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Televisi
Televisi
merupakan jaringan komunikasi dengan peran seperti komunikasi massa yaitu satu
arah, menimbulkan keserempakan dan komunikan yang bersifat heterogen. Te)levisi
merupakan media massa yang berfungsi sebagai alat pendidikan, penerangan, dan
hiburan. Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan
acara yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan
tersebut bias berupa hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan
mengenai pendidikan.
Komunikasi
massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (Human Communication) yang bersamaan dengan mulai digunakannya mesin
cetak oleh Johanes Gutenberg dan
semenjak itu dimulailah era komunikasi massa. Yang dimaksud dengan komunikasi
massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar
yang memiliki sirkulasi yang sangat luas, siaran radio dan televisi yang
ditujukan secara umum.
Pada hakikatnya media
televisi sebagai media komunikasi pandang dan dengar mempunyai tiga fungsi
yaitu :
a.
Fungsi Informasi (The Information Function)
Dalam
melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran
pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang
factual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai
media massa yang mampu memuaskan pemirsa jika dibandingkan dengan media
lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur
immediacy dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung
dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televsi dapat dilihat dan didengar
oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Tampak dan terdengar
oleh pemirsa, seolah olah berada ditempat peristiwa itu terjadi. Realism, yang berarti stasiun televisi
menyiarkan informasi secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan
kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan ketika suatu acara ditayangkan secara
langsung. Beda televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan
langsung direkam dan hanya menggunakan sedikit editan untuk mendapatkan inti
dari kejadian yang ingin disampaikan, sedangkan bila di media cetak, berita
yang sama harus mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan baru
kemudian disajikan pada pembaca.
b. b. Fungsi Pendidikan (The Education Function)
Televisi
merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang
jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna
pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan
acaranya secara teratur dan terjadwal.
c. c.
Fungsi Hiburan (The Enteertaint Function)
Dalam
Negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat
pada televisi siarannya tampak lebih dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu
siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada
layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan
kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah oleh seluruh keluarga, serta
dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing bahkan yang tuna
aksara.
B.
Broadcast
Broadcast
adalah suatu sistem pemancaran atau metode pengiriman data, dimana data
tersebut dikirim ke banyak titik, tanpa melakukan pengecekan apakah titik
tersebut siap atau tidak, ataupun data tersebut sampai atau tidak. Salah satu
contoh penggunaan sistem ini adalah siaran televisi dan radio. Dimana stasiun
siaran terus menerus tanpa mempedulikan apakah ada pesawat televise ataupun
radio yang memonitor siaran tersebut. Analogi yang dapat digunakan adalah,
kartu ucapan lebaran dibagi-bagikan pada siapa saja yang lewat disebuah jalan,
tanpa mempedulikan siapa penerimanya. Pengiriman data dengan tujuan semua
alamat yang berada dalam 1 jaringan. Aplikasi yang menggunakan metode ini akan
mengirimkan ke alamat broadcast.
Sistem
transmisi dalam suatu televisi broadcasting terdiri dari beberapa sistem
transmisi yaitu:
1. 1. Transmisi Terestrial Broadcasting
Sistem
transmisi terrestrial broadcasting adalah sistem transmisi yang rambatan
sinyalnya merambat diatas permukaan bumi. Sistem transmisi terrestrial
broadcasting biasanya terdiri dari beberapa peralatan yang berperan penting
yaitu:
Gambar
2.1 Transmisi Terestrial
Broadcasting
· Perangkat Router yaitu perangkat yang terdiri
dari beberapa peralatan yang berfungsi sebagai koreksi audio visual. Perangkat Transmitter yaitu peralatan yang
berfungsi memancarkan sinyak audio video.
2. 2.
Transmisi Terestrial Radio Link (Microwave)
Transmisi
terrestrial radio link atau microwave adalah sistem transmisi point to point
dimana terdiri dari perangkat pengirim atau Tx dan perangkat penerima atau Rx.
Kedua perangkat ini harus berada dalam satu garis pandang atau tidak terdapat
penghalang antara sisi kirim dan sisi terima atau dalam istilah telekomunikasi
disebut dengan Line of Sight. Apabila letak antara ruang Master Control Room
dengan Stasiun transmisi berjauhan maka agar sinyal bias menjangkau stasiun
transmisi diperlukan suatu alat penghubung yaitu Radio Link.
3. 3. Transmisi Satelit Broadcasting
Sistem
transmisi ini digunakan untuk penerimaan siaran didaerah-daerah yang tidak
terjangkau oleh sinyal terrestrial walau pun sistem transmisi masih dalam
jangkauan satelit. Transmisi satelit menggunakan satelit sebagai repeater dimana
satelit diorbitkan di orbitnya mengelilingi rotasi bumi, satelit diorbitkan
pada ketinggian 36.000 km diatas permukaan bumi, dalam transmisi satelit
terdiri dari dua ruas transmisi yaitu ruas angkasa dan ruas bumi, dimana ruas
angkasa adalah dimana tempat diorbitkan satelit dan ruas bumi dimana terdapat
stasiun bumi. Dalam transmisi sinyal satelit dipancarkan dari stasiun bumi
menuju satelit dan dari satelit sinyal dipantulkan kembali ke stasiun bumi
lainnya, dalam hal ini bias terjadi transmisi point to point atau point to
multi point tergantung fungsinya.
Gambar
2.2 Transmisi Satelit
Broadcasting
4. 4. Transmisi SNG (Satelit News Gathering)
Satelit
news gathering adalah perangkat Up-Link portable (sebuah piranti telekomunikasi
yang dapat dengan mudah dipindah-pindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain
dan mudah untuk di instalasi, atau secara harfiah dapat diartikan sebagai
pengepul berita melalui satelit walaupun tidak selamanya, SNG hanya untuk
keperluan pemberitaan.
Gambar
2.3 Transmisi SNG
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PI/PKL DAN PEMBAHASAN
A. Organisasi
dan Management Industri
1.
Sejarah PT.
Net Mediatama Indonesia
NET. (singkatan dari News and Entertainment
Television) adalah sebuah stasiun
televisi berjaringan di Indonesia yang resmi diluncurkan pada 26 Mei 2013. NET menggantikan siaran terrestrial Spacetoon Indonesia yang sebagian sahamnya telah diambil alih oleh Indika
Group. Berbeda dengan Spacetoon yang acaranya ditujukan untuk anak-anak,
program-program NET ditujukan kepada keluarga dan pemirsa muda.
Selain melalui jaringan terrestrial, NET
juga menyiarkan kontennya melaluisaluran komunikasi lain seperti jejaring
sosial di Youtube.
Pada tahun 2012, PT
Net Mediatama Indonesia (NET.) ingin membangun sebuah stasiun TV yang
membawakan sebuah revolusi media yang maju dan lebih modern yang dipraksai oleh
Wishnutama (CEOIndika Group dan pernah menjabat sebagai Komisaris Independen
SCTV). Pada pertengahan Maret 2013, PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon) yang
sebagian sahamnya dialih oleh Indika Group sebanyak 95% dari saham kepemilikan
Spacetoon. Sesaat setelah akuisisi salah kepemilikan Spacetoon ke NET, akhirnya
pada Sabtu, 18 Mei 2013, siaran Spacetoon di jaringan terrestrial menghilang
dan digantikan oleh NET yang memulai siaran
perdananya dengan menggunakan frekuensi
milik Spacetoon di seluruh mantan jaringan frekuensi Spacetoon di Indonesia.
NET memulai masa
siaran percobaan selama satu pekan yang terhitung sejak Sabtu, 18 Mei 2013
sampai menjelang program Grand Launching Media Revolution yang disiarkan secara
live pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB, di Jakarta Convention Center,
Senayan, Jakarta Pusat. Masa siaran percobaan NET disiarkan mulai pukul 05.00
WIB-24.00 WIB tanpa ada iklan komersial. Setelah selesai masa siaran percobaan,
jam tayang NET diperpanjang dari pukul 04.00 WIB-02.00 WIB. Akan tetapi, khusus
selama bulan suci Ramadhan siaran NET menjadi 24 jam nonstop.
Seluruh
program-program dari Spacetoon Indonesia dirombak menjadi maju dan lebih
modern, akan tetapi NET tetap menayangkan lima program kartun unggulan dari
Spacetoon yang disiarkan setiap Senin-Jumat mulai pukul 13.30 WIB-16.00 WIB
dengan nama “NET. Playground” atau “NETOON”.
a.
Visi dan Misi NET. TV
1.
Visi:
“Menjadi
perusahaan media yang menarik dengan memberikan kontribusi positif untuk kehidupan
masyarakat Indonesia.”
2.
Misi:
a.
Menghasilkan
program yang menarik, menghibur, dan kreatif melalui berbagai tayangan yang
terbaik.
b.
Menjangkau
semua masyarakat yang ada dengan hiburan yang berkualitas.
c.
Menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan semua bakat terbaik dalam industri.
b.
Struktur Organisasi NET. TV
Gambar
3.1 Diagram Blok Struktur
Organisasi
a. Direktur Utama : Wishnutama Kusubandio
b. Komisaris : Agus Lasmono S.
c. Wakil Komisaris : Deddy Sudarijanto
d. Direktur
Pemasaran : Kurnia
e. Direktur
Keuangan : Leo Nagasaputra
f. Direktur
Produksi : Azuan Syahril
2.
Deskripsi
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Industri
a. Identitas Industri
Nama Perusahaan : NET. TV Jatim
Nama Pimpinan : Mustika Muhammad.
Alamat :
Jl. Embong Malang Kec.
Tegalsari. Surabaya
No.Telp :
(031) 5353873
b. Pelaksanaan Kegiatan Praktik Industri
NET. TV Jatim memiliki dua gedung wilayah
kerja yaitu gedung biro dan
gedung transmisi.
Selama praktik industri di NET. TV
Jatim
penulis berada di gedung biro dan
di gedung transmisi.
c.
Waktu
dan Jadwal Kegiatan Praktik Industri
Praktik industri
dilaksanakan mulai tanggal 1
September 2016 sampai 30
September 2016. Selama mengikuti praktik penulis wajib melaksanakan peraturan
umum yang berlaku bagi karyawan, berikut waktu yang harus ditaati selama
praktik industri, mulai dari awal masuk sampai pulang :
1.
Jam kerja shift pagi pada 08.00 sampai 18.00, dan jam kerja shift
malam pada 18.00 sampai 06.00.
2.
Mahasiswa memakai baju seragam sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh pihak stasiun televisi.
No
|
Minggu
Ke
-
|
Uraian
Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
I
|
* Breafing
oleh staf.
* Pengenalan
Perusahaan.
* Pengenalan
staf dan bidang pekerjaannya.
* Pemindahan tempat ke bagian transmisi.
* Pengenalan alat-alat transmisi.
* Pendalaman materi tentang sistem transmisi.
* Pengecekan
alat transmisi.
|
Di dampingi oleh
Pembimbing Industri
|
2
|
II
|
* Pelatihan sign
off dan sign on.
* Pelaksanaan sign
off dan sign on secara berkala.
* Pelatihan patching
siaran lokal
* Pelaksanaan patching
siaran lokal secara berkala.
|
Di
dampingi oleh Pembimbing Industri
|
3
|
III
|
* Pemanasan genset.
* Pengecekan secara menyeluruh pada genset.
* Pemberian materi tentang masalah pada sistem transmisi.
* Perawatan dummy
load.
* Perawatan exciter.
|
Di dampingi oleh
Pembimbing Industri
|
4
|
IV
|
* Pengerjaan
laporan praktik industri.
* Pengerjaan rekapitulasi dari pengecekan alat transmisi.
* Perawatan pada parabola.
* Terjadi kerusakan pada mesin transmitter.
* Pencarian penyebab terjadinya kerusakan pada transmitter.
* Perawatan menyeluruh pada mesin transmisi.
* Pengumpulan rekapitulasi.
|
Di
dampingi oleh Pembimbing Industri
|
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Praktik Industri
d. Keterlibatan Mahasiswa
Selama kegiatan
praktik industri mahasiswa diberi kebebasan untuk melakukan pengamatan, dan
menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan transmisi dan studio, macam – macam pemancar dan berbagai
macam komponen listrik baik melalui wawancara, pengambilan data berupa foto,
data dan lain sebagainya.
3.
Faktor
Pendukung dan Penghambat Kegiatan Praktik Industri
a. Faktor Pendukung
Kegiatan Praktik Industri :
1.
Sikap karyawan yang
bersedia menerima mahasiswa dengan tangan terbuka.
2.
Pembimbing praktik
yang senantiasa melayani pertanyaan mahasiswa.
3.
Kesempatan yang
seluas - luasnya dimiliki mahasiswa dalam melakukan pengamatan dan
pembelajaran.
4.
Mahasiswa beberapa
kali dilibatkan dalam praktik / simulasi.
b. Faktor Penghambat
Kegiatan Praktik Industri :
1.
Terbatasnya kegiatan
dilapangan yang tersedia bagi mahasiswa sebagai sarana penambah ketrampilan dan
kurangnya informasi dan penjelasan tentang materi atau keadaan ketika terjadi
kerusakan. Serta pembuatan isi laporan yang kurang sempurna dikarenakan waktu
praktik industri hanya 1 bulan.
2.
Dalam lapangan para
pekerja dan teknisi masih kurang dalam pemakaian pengaman untuk K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja).
3.
Para staf pekerja
lapangan terkadang bekerja tidak pada bidangnya masing-masing.
c.
Inovasi / Solusi terhadap masalah yang timbul :
1.
Walaupun sedikit materi yang berkaitan dengan
transmisi dan studio dan macam-macam
panel, tetapi ketika waktu luang selalu digunakan untuk menggali ilmu dengan
bertanya kepada teknisi elektrik yang ada.
2.
Secara langsung karyawan stasiun tv tidak
bisa menyerahkan sepenuhnya pekerjaan kepada mahasiswa karena dianggap masih
belum mengerti sepenuhnya tentang pekerjaan yang dihadapi. Dalam hal ini
hendaknya mahasiswa yang melakukan praktik industri, harus lebih sering
bertanya kepada pembimbing industri dan karyawan lainnya agar jika ada yang
belum diketahui dapat segera diketahui.
B. Pembahasan
1. DASAR SISTEM SIARAN TELEVISI
Sistem siaran net tv terdiri dari :
1.
Satelit
Reciver
2.
728
NICAM Encoder
3.
Transmiter
20Kw NEC
4.
Dummy
Load
5.
Antena
dengan menara dalam ketinggian 125 m
6.
Perangkat
Monitoring
Sistem siaran televisi pada dasarnya merupakan proses
pengiriman dan penerimaan sinyal gambar dan suara. Siaran TV diawali dengan
pengambilan suara oleh mikropon, pemrosesan sinyal dan dipancarkan oleh
pemancar. Pada penerima, sinyal diterima oleh antena pesawat penerima sinyal
ditangkap kemudian audio dan video dibentuk kembali. Proses yang lebih
detailnya dapat diilustrasikan dengan diagram blok dibawah ini.
Gambar
3.2
Diagram blok dasar sistem siaran TV
Jadi pertama gambar diambil oleh kamera, kamera mengubah
energi sinar dari suatu gambar yang bergerak alamiah dan terlihat oleh mata
menjadi sinyal elektronik. Selain itu sinyal elektronik dapat diperoleh dari
VTR, dari mesin telecine ataupun slade scanner. Sinyal elektronik ini
diteruskan ke stasiun pemancar televisi, dimana sinyal gambar dengan lebar
frekuensi 0 – 5 MHz akan memodulasi gelombang pembawa, dan sebagai hasilnya
gelombang pembawa berupa Amplitudo Modulation (AM) yang telah di modulasi oleh
sinyal gambar tersebut diteruskan ke antena pemancar televisi untuk kemudian
diradiasikan ke semua arah sebagai sinyal siaran gambar.
Pada waktu yang sama, energi informasi suara dengan lebar
frekuensi 20-20.000 Hz yang bersangkutan dengan gambar tersebut diatas diambil
oleh mikrofon untuk diubah menjadi sinyal elektronik yang kemudian diteruskan
ke pemancar televisi untuk memodulasi dengan gelombang pembawa yang terpisah.
Hasil dari gelombang pembawa yang telah termodulasi berupa Frekuensi Modulasi
(FM). Kemudian diteruskan ke antena pemancar televisi untuk diradiasikan ke
atmosfer bersamaan dengan gelombang pembawa yang telah dimodulasi dengan sinyal
gambar.
Dari jarak tertentu dari antena pemancar televisi, sesuai
dengan kekuatan daya frekuensi yang diradiasikan, antena penerima televisi
dapat menerima gelombang yang telah dimodulasi kombinasi suara dan gambar
tersebut untuk diteruskan ke penerima televisi. Kemudian penerima televisi akan
memperkuat sinyal yang diterima, dan memisahkan komponen gambar dan komponen
suara setelah melalui proses demodulasi. Sinyal gambar yang telah dimodulasikan
kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda untuk diproduksi kembali sedapat
mungkin sesuai dengan gambar bergerak yang asli. Sementara sinyal suara yang
telah didemodulasikan dan diteruskan ke loudspeaker untuk menghasilkan kembali
sinyal suara asli.
2.
TEKNIK TELEVISI
Sistem televisi di indonesia (PAL) menggunakan 625 garis,
Amerika Serikat dengan NTSCnya menggunakan 525 garis dengankan Perancis dengan
SECAM menggunakan 819 garis.
Jelas disini bahwa televisi Perancis akan menghasilkan
gambar yang lebih baik (819 garis) dibandingkan dengan yang menggunakan 625
garis maupun yang 525 garis. Tetapi karena statistik menunjukkan bahwa mata
manusia tidak dapat membedakan kualitas gambar antara sistem 625 garis dengan
525 garis serta sistem 819 garis yang memerlukan bandwidth yang sangat lebar,
maka Perancis merubah sistemnya ke 725 garis per-frame.
3.
SISTEM PEMANCAR TELEVISI
Pemancar televisi adalah peralatan yang berfungsi untuk
memancarkan sinyal RF (radio Frekuensi) yang terdiri dari sinyal audio dan
video yang diubah menjadi gelombang elektromagnetik di udara dan langsung
diterima oleh pesawat penerima televisi.
Menurut tipe daerah frekuensi gelombang pembawa sistem
pemancar TV dibagi menjadi :
·
Pemancar VHF yaitu pemancar dengan frekuensi gelombang pembawa berada pada frekuensi
yang sangat tinggi. Pemancar VHF dibagi menjadi beberapa saluran frekuensi
(frequency channel). Saluran VHF dimulai dari chanel 2-13.
·
Pemancar UHF yaitu pemancar ini juga dibagi menjadi beberapa saluran, diman saluran UHF
merupakan sisa saluran VHF. Saluran UHF dimulai dari chanel 14-83. Net TV
surabaya memancarkan siarannya pada gelombang UHF pada chanel 58.
·
Pemancar Microwave, jaringan ini umumnya digunakan untuk komunikasi dengan
unit siaran yang ada di lapangan atau diluar studio untuk meliputi suatu acara
yang harus dipancarkan langsung pada saat itu juga. Jaringan microwave ini
digunakan dengan pertimbangan power yang digunakan kecil, sehingga tidak
memerlukan peralatan yang berukuran besar. Akan tetapi karena sifat gelombang
mikro ini adalah “line of sight” maka jika digunakan untuk tempat yang tidak
datar (pegunungan) maka diperlukan repeater.
Stasiun televisi ada yang beroperasi pada
band VHF (Very High Frekuensi) dan ada juga yang dengan band UHF (Ultra High
Frekuensi). VHF dan UHF adalah sebuah bandwidth yang digunakan untuk
memancarkan signal radio dan TV untuk para operator yang menerimanya.
VHF :
30 MHz – 300 MHz
UHF :
300 MHz – 3 GHz
Antena ada yang dibuat untuk VHF, UHF dan
kombinasi unik keduanya. Kebanyakan antena dual band VHF/UHF sebenarnya adalah
dua antena berbeda yang digabung dalam satu paket. Sekarang kebanyakan stasiun
TV dgital menyiarkan band dalam frekuensi UHF. Perbedaan antena UHF dan VHF
pada dasarnya terletak pada ukuran size nya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi
dari VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan
UHF hanya pada area ‘band’ frekuensi mereka berasal. Banyak orang mengira kalau
UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. Teknologi dan
prinsip yang digunakan pada sistim operasinya sama. Selama masih sedikit
pengguna sistim wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF
ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF
lebih tajam dan jelas. Dalam sisi lain, kelebihan menggunakan sistim VHF adalah
transmisi tersebut lebih murah dan mereka masih dapat bekerja walaupun antena
dan pemancar/ transmitter nya tidak saling berhadapan.
Downlead adalah istilah yang umum digunakan
untuk jalur lead-in yang menghubungkan antena ke TV. Hanya kabel coaxial yang
disebut dengan “coax” yang semestinya digunakan untuk downlead. Kabel coaxial
yang berkualitas bagus adalah yang 100% dilapisi dengan alumunium foil dan
kabel alumunium braiding untuk menolak gangguan.
Ketika menghubungkan kabel coaxial,
hubungkan kabel konduktor pusat ke antena dan pastikan pelapis shielding
braid-nya juga terpasang pada saddle clamp dan jangan terlalu keras
menguncinya. Sambungan koaksial dan plug semestinya disolder dan diikat dengan
sekrup penyambung.
Diplexer adalah sebuah alat yang menggabungkan signal dari antena VHF dan
UHF ke satu kabel output yang terhubung ke TV set anda. Alat tersebut bisa
dipasang dekat TV atau dekat antena. Diplexer diperlukan hanya kalau TV set
anda cuman ada satu socket input untuk kabel UHF dan VHF.
FM rejection filters atau kadang disebut juga dengan FM trap,
memungkinkan receiver untuk menolak atau menyaring suara signal FM dengan
tujuan menghindarkan interferensi pada signal TV.
Untuk meningkatkan kemampuan antena dalam
menangkap signal diperlukan electronic amplification. Amplifier yang diinstall
pada antena outdoor disebut dengan preamp atau preamplifier (Booster).
Preamplifier biasanya terdapat 2 komponen, yang pertama adalah amplifier yang
sesungguhnya yang dipasang pada tiang antena sekitar satu foot (30cm) dibawah
antena boom dan terhubung ke antena melalui ukuran pendek kabel koaksial.
Komponen lainnya adalah power supply yang dipasang di dalam rumah dan tugasnya
untuk menyediakan power ke amplifier melalui kabel coaxial. Splitter jangan
diletakkan antara power supply dan preamp, jika splitter dipasang disana maka
akan memblokir voltase yang menuju ke preamp dan akan menghentikan hampir semua
signal yang menuju ke TV. Para pakar merekomendasikan hanya memasang booster
kalau benar- benar diperlukan, karena alat itu juga memperbesar suara selain
signal dan alat itu bisa ‘overdriven’ kalau terkena signal yang kuat dan hanya
akan memperburuk penyiaran. Jika antena dibagi hanya untuk 2 – 4 penyaluran,
preamplifier tidak diperlukan tapi kalau lebih dari itu, seperti menggunakan
tiga TV, dua VCR dan FM radio pada antena yang sama maka menggunakan preamp
adalah ide yang bagus. Ada bermacam-macam jenis preamplifier, sebagian untuk
UHF dan sebagian untuk VHF ataupun keduanya pada takaran jumlah gain yang
bersekitaran antara 6 – 30 dB. Antena UHF yang bagus pada umumnya dapat
memberikan 8 – 10 dB gain.
4.
OPERASI DASAR TRANSMITTER
Menurut operasinya transmitter (pemancar) dibagi menjadi
3 yaitu :
·
High Level Modulation
Pada
jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat akhir yaitu, antara Frequency
channel (FC) termodulasi sinyal video dan chanel frekuensi termodulasi sinya
audio dan dikombinasikan di diplexer.
Gambar 3.3 High Level Modulation
·
IF Modulation Split Carrier
Pada
jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat Intermediate Frequency (IF). IF
video dan IF Audio diperkuat secara terpisah dan kemudian di kombinasikan di
diplexer.
Gambar
3.4 IF Modulation Split
Carrier
·
IF Modulation Combined Carrier
Pada
jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat IF, dan hasil dari penggabungan
video IF dan Audio diteruskan ke mixer untuk mendapatkan Frequency Channel
(FC). Lalu diperkuat secara bersama dalam satu amplifier (penguat) untuk di
transmisikan.
Gambar
3.5 IF Modulation Combined
Carrier
5.
MODULASI AUDIO
Pada Pemancar Televisi saat ini Modulasi Audio tidak
hanya modulasi analog tetapi juga telah menggunakan modulasi digital. Modulasi
audio pada pemancar televisi awalnya menggunakan FM (Frequency Modulation)
tetapi setelah adanya sistem audio NICAM (Near Instantaneuous Companded Audio
Multiplex) maka pada pemancar televisi menggunakan FM dan NICAM dimana pada
sistem NICAM modulasinya sudah digital yaitu QPSK (Quadratur Phase Shift
Keying). Disini kita hanya membahas FM Modulasi
FM Modulasi
Pada
sistem Modulasi ini sinyal informasi digunakan untuk mengubah frekuensi pada
sinyal pembawa. Misal sinyal informasi kita misalkan dengan persamaan :
....................................(1)
Perubahan pada frekuensi pembawa adalah k em
dimana k dikenal sebagai konstanta deviasi frekuensi, maka frekuensi pembawa
sesaatnya adalah :
.....................................................(2)
Dari
persamaan (1) dan (2) frekuensi sesaatnya didapat :
.........................................(3)
Deviasi frekuensi puncak dari sinyal didefinisikan
sebagai :
.....................................................(4)
Sehingga :
.............................................(5)
Gambar
3.6 Modulasi Frekuensi
Sedangkan persamaan untuk sinyal pembawanya adalah:
...............................(6)
Persamaan sinyal yang telah dimodulasi
frekuensi adalah :
........................(7)
Indeks modulasi pada modulasi frekuensi
adalah :
...........................................................(8)
Persamaan (7) dapat menjadi
........................(9)
Bandwidth untuk FM adalah
...........................................(10)
2.
SISTEM PEMANCARAN STASIUN TELEVISI
Stasiun pemancar Net TV surabaya merupakan stasiun
pemancar yang berpusat di jakarta selatan. Dimana siaran dari Jakarta dikirim
melalui satelit, dalam hal ini Net TV menggunakan satelit TELKOM 1 yang
kemudian diterima kembali oleh stasiun-stasiun di daerah melalui satelit
receiver.
Setelah diterima melalui satelit receiver sinyal video
dan audio dikirim ke PIM (Program Input and Monitoring Equipment) pada bagian
ini sinyal baik dari input satelit receiver maupun output dari pemancar dapat
di monitoring.
Setelah melalui PIM Rack sinyal video langsung di kirim
ke pemancar. Untuk sinyal Audio, pada siaran biasa sinyal audio FM langsung
diinputkan ke pemancar, dan untuk siaran bilingual, sinyal dari satelit
receiver signal audio diinputkan ke NICAM encoder terlebih dahulu sebelum
diinputkan ke pemancar.
Gambar 3.7 PIM/PIE rack
Skema dari pemancaran siaran televisi dapat dilihat dari gambar
berikut.
Gambar
3.8 Skema Pemancar Siaran
Televisi
7.
PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA PIE
PIM-PIE Sebagai Piranti Pengukur dan Pengkalibrasi.
Fungsi pengukuran dan kalibrasi yang dimaksudkan adalah untuk mengukur, dan
menyesuaikan sinyal-sinyal yang akan
dikirim ke transmiter. Pross penyesuaian
dilakukan dengan menghubungkan antara satu keluaran piranti PIMPIE pada masukan
dari piranti lainnya dengan cara men-jumper terminal-terminal yang ada pada
patch panel. Terminal-terminal tersebut mewakili masukan dan keluaran suatu
piranti, sehingga proses pengukuran dan pengkalibrasian dapat dilakukan tanpa
membongkar dan mengubah sistem yang telah ditentukan.
Gambar
3.9 Pengukuran dan
Kalibrasi sinyal audio
Masukan sinyal audio yang berasal dari receiver adalah
sinyal audio stereo yang tersusun atas sinyal audio kiri (Left/L) dan sinyal
audio kanan (Right/R). Urutan proses yang dilakukan piranti-piranti dalam PIE
terhadap sinyal audio membentuk aliran tersendiri. Aliran sinyal audio pada PIE
ini membentuk dua jalur utama sesuai fungsi utama PIE. Kedua jalur utama itu
adalah jalur sumber siaran serta jalur monitoring. Jalur sumber siaran ditandai
dengan ujung akhirnya bermuara pada transmitter. Sedangkan jalur monitoring
ujung akhirnya menuju ke piranti pengukuran sinyal audio. Guna pemahaman lebih
lanjut tentang aliran sinyal audio pada PIE dapat ditunjukkan pada gambar
berikut
Gambar
3.10 Diagram Alir sinyal
Audio pada PIE
Pada aliran sinyal audio ini dibutuhkan lima buah ADA
(Audio Distribution Amplifier). ADA berfungsi untuk mendistribusikan dan
menguatkan sinyal audio dari receiver ke bagian-bagian PIE audioflow serta
menjaga agar parameter-parameter sinyal audio yang diterima tidak mengalami
perubahan saat akan dikirim ke transmitter.
ADA1 mendistribusikan masukan sinyal audio dari receiver
ke blok program switch dan blok audio breakout panel. Program switch berfungsi
untuk memilih siaran yang akan diteruskan ke transmitter, apakah siaran utama
dari stasiun pusat atau siaran local yang berasal dari server.
Sinyal siaran local dari server akan di distribusikan
oleh ADA2 ke program switch dan block Audio Breakout Panel. Siaran lokal dari
server diaktifkan apabila memang ada jatah siaran lokal atau siaran dari
stasiun pusat terganggu.
Masukan ADA3 merupakan sinyal audio pengujian hasil
pembangkitan Audio Test Generator, akan tetapi ADA3 tidak dioperasikan sehingga
sinyal audio pengujian langsung diumpankan ke Audio Breakout Panel. ADA4
membagi tiga keluaran dari program switch yang masing-masing menuju ke NICAM,
Mixing Amplifier dan Audio Breakout Panel. Pada program acara dengan satu
bahasa, sinyal audio yang diumpankan ke transmitter berasal dari Mixing
Amplifier. Mixing Amplifier berfungsi mencampur sinyal audio kiri dan kanan
menjadi satu paket guna diumpankan ke transmitter. Sedangkan pada program acara
dwibahasa (bilingual), mode dual mono pada piranti NICAM harus diaktifkan guna
menyelaraskan siaran dwibahasa tersebut, dimana sinyal audio keluaran dari
NICAM inilah yang akan diumpankan ke transmitter.
NICAM adalah suatu sistem audio transmisi digital pada TV
Broadcast yang digunakan untuk memperbaiki kualitas sinyal audio, selain itu
juga untuk mendukung siaran dwibahasa (bilingual). Program acara dwibahasa
biasanya merupakan program asing yang telah disalah bahasakan ke dalam bahasa
Indonesia. Dalam pentransmisian program ini digunakan sistem audio dual mono
dimana satu saluran diisi oleh sinyal audio bahasa asli dan yang satunya lagi
untuk sinyal audio sulih bahasa. Pada saat program dwibahasa berlangsung
piranti NICAM ini harus diaktifkan. Dan fasilitas ini hanya dapat dinikmati
oleh konsumen yang mempunyai pesawat penerima televisi dengan piranti pendukung
NICAM decoder siaran dwibahasa. Untuk monitoring terhadap sinyal audio terdapat
blok Audio Breakout Panel. Blok ini merupakan pemilih sinyal audio mana yang
akan di monitoring dan diukur melalui piranti pengukuran. Terdapat lima pilihan
sinyal, yaitu:
1.
Sinyal
audio dari satelit receiver.
2.
Sinyal
audio dari server.
3.
Sinyal
audio dari keluaran program switch yang akan diumpankan ke transmitter.
4.
Sinyal
audio dari demodulator.
5.
Sinyal
audio pengujian yang berasal dari Audio Test Generator.
Keluaran dari Audio Breakout Panel yang merupakan hasil
pilihan sinyal audio mana yang akan dipantau, dan oleh ADA5 akan
didistribusikan menjadi dua sinyal menuju ke piranti pengukuran. Piranti
pengukuran untuk sinyal audio yang terdapat pada PIE adalah VU (Volume Unit)
meter dan Audio Monitor (Speaker).
8.
PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA EXCITER
Sinyal audio yang telah melalui proses monitoring akan
ditransmisikan ke transmitter. Pada transmitter terdapat unit Exciter yang
berfungsi untuk memproses kembali sinyal audio dan video. Pada unit Exciter
ini, bagian yang berperan dalam proses pengolahan sinyal audio yaitu Aural
Modulator, Synthesizer, IM Corrector, dan Aural Mixer.
Pada receiver, sinyal audio hasil keluaran NICAM dan
Mixing Amplifier akan masuk menuju Aural Modulator, di dalam Aural Modulator
sinyal audio pada frekuensi baseband akan dimodulasi pada tingkat IF, dimana
pada proses modulasi ini unit synthesizer berperan untuk membangkitkan sinyal
pembawa untuk dimodulasi dengan sinyal audio hasil keluaran receiver.
8.1 Prinsip
Kerja Aural Modulator
Aural Modulator mempunyai sirkuit audio input untuk
transformasi seimbang ke tidak seimbang, pre-emphasis dan amplifikasi.
Frekuensi modulasi dan control tegangan IF sirkuit ditempatkan di tengah kanan
dekat dengan bagian pelindung. Modul A IF menghasilkan sinyal frekuensi A IF
dikunci dengan sinyal yang ditunjukkan melalui sirkuit PPL dan synthesizer
HPB-3108
Frekuensi modulasi dikeluarkan dengan menerapkan sinyal
audio tersebut pada Varicab dioda.
Frekuensi pusat dari oscillator diatur sirkuit Automatic Phase Control (APC)
yang berfungsi untuk menyamakan fase antara sinyal audio dan video.
Keluaran dari frekuensi termodulasi dibagi menjadi dua
bagian, sebagian untuk sirkuit APC dan yang lain untuk unit output yang
digunakan untuk monitoring deteksi nilai gelombang dan mengatur deviasi.
Diagram bloknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar
3.11 Diagram Blok dari Unit
Aural Modulator
IC digunakan untuk APC kecuali frekuensi referensi dan
frekuensi sinyal oscillator dan keluarannya sinyal control phase yang diumpan
balikkan ke pengontrol tegangan oscillator IF. Audio input dari 600 ohm balance
line dipasang pada CN101-16A dan CN1012-16C, kemudian melewati IC101-2 dan
IC101-3 dimana pre-emphasis 50 mikrosekon dikeluarkan dan input balanced
ditransformasikan ke unbalanced output. Untuk memindahkan pre-emphasis, skalar
PRE_EMPS101 diposisikan Off, pre-emphasis “off normal loop” dikeluarkan melalui
jack CN101-18A.
Apabila pre-emphasis 75 mikro sekon diperlukan, kapasitor
C110 seharusnya digunakan jumper konektor pada JP101 untuk 75 mikrosekon. Audio
output yang lain untuk 75 ohm unbalanced line digunakan pada CN101-2 kemudian
dikuatkan oleh IC1-1 melalui input nonverting dari audio amplifier IC3.
Frekuensi termodulasi keluaran dari modul FM OSC di
distribusikan ke sirkuit APC yang berisi frekuensi divider 1/32 dalam IC6 dan
1/256 dalam IC3012. Divisi indeks dari nilai ini digunakan untuk mengurangi
indeks modulasi yang cukup mambatasi fasa gelombang deviasi.
Kedua frekuensi dari sinyal referensi dari sinyal
referensi dari sinyal ermodulasi diarahkan ke aliran detector yang berada dalam
sirkuit yang digabungkan IC302 dimana perbedaan antara dua frekuensi sumber
dapat terdeteksi dan dikontrol. Sinyal control melewati filter fase fase loop
tertutup yang terdiri dari resistor R306 dan kapasitor C309 kemudian
dibiasbalikkan ke modul FM oscillator. IC302 menjadi pendeteksi kesalahan pada
pin 28 pada detector kesalahan APC IC305 dan 306 dihubungkan. Keadaan ini
merubah detector ini menjadi tenaga pada relay RL301.
Frekuensi termodulasi keluaran dari modul FM oscillator
kemudian didistribusikan ke output level ATT401, IC401, IC402 dan lowpass
filter VL401 dan VL402. IC401 dan IC402 dapat digantikan oleh relay RL301 yang
diaktifkan apabila terjadi kesalahan pada APC. Sinyal melalui lowpass filter
kemudian didistribusikan ke empat keluaran, yaitu keluaran CN101-5, monitor
J401, dan Deviasi CN101-12A.
DET VOLT merupakan detector tegangan akhir pada unit
keluaran. DET VOLT disamakan dengan tegangan DC preset untuk mendeteksi
kesalahan pada keluaran. Apabila kesalahan terdeteksi, informasi ini
menyebabkan saklar antara CN101-10C dengan potensial ground terhubung sehingga
LED D513 akan menyala.
Keluaran
Deviasi CN1011-12A digunakan untuk pengukur deviasi pada EL display. Sejumlah
frekuensi deviasi di deteksi oleh sirkuit detector slope. Sirkuit ini terdiri
dari resonan sirkuit VL523-C523, C522, VL522, C525, C524 dengan dua dioda D521
dan D522. Sirkuit resonan dipasang pada posisi frekuensi yang berbeda, satu
diatas frekuensi pusat IF VCO, dan yang lain dibawahnya. Dimana frekuensi IF
adalah 41,25, JP702 1-2, JP702 2-3, dan JP703 2-3 harus dililit.
Tabel
3.2 Fungsi Input dan Output
Pada Sistem Aural Modulator
Bagian Nomor
|
Nama
|
Fungsi
|
CN101-16A
CN101-16C
|
Masukan audio 600 ohm
|
Masukan audio (600 ohm seimbang)
|
CN101-2
|
Masukan audio 2 (75 ohm)
|
Kombinasi masukan audio (75 ohm tak seimbang)
|
CN101-31
|
10 MHz REF input
|
Input REF 10 MHz
|
CN101-25
|
Output
|
Keluaran IF
|
J401
|
Monitor
|
Monitor Keluaran IF
|
CN101-5
|
NICAM SH
|
Audio input NICAM
|
CN101-12A
|
Deviasi
|
Pengukuran deviasi output
|
CN101-10C
|
Kesalahan output
|
Pemberitahu Kesalahan
|
CN101-18A
|
Pre-emphasis alrm
|
Pre-emphasis keadaan off
|
CN101-12A,E,C
|
+12V
|
+12V power supply
|
CN101-22A,E,C
|
-12V
|
-12V power supply
|
Keluaran sinyal audio dari Aural Modulator akan masuk
menuju Aural monitor dan IM Corrector.
8.2 Prinsip Kerja IM Corrector
IM Corrector berperan sebagai pengkoreksi distorsi linear
yang timbul pada tingkat power amplifier. Pada IM Corrector terdapat input AGC
(Automatic Gain Control), dimana AGC berfungsi untuk mengatur kuat sinyal yang
diterima oleh RF ataupun oleh IF untuk mencegah kelebihan beban (Over Loading)
dan distorsi yang disebabkan oleh kelebihan beban tersebut. AGC memperoleh
perubahan sinyal bias sesuai dengan kekuatan sinyal yang diterima secara
rata-rata dan menggunakan bias ini untuk mengubah penguatan tahap IF dan tahap
RF. Apabila arus sinyal rata-rata meningkat, maka ukuran bias AGC juga
meningkat, dan penguatan tahap kontrol berkurang. Jika tidak ada sinyal maka
bias AGC minimun dan amplifier menghasilkan penguatan maksimum.
Setelah sinyal melewati proses koreksi di IM Corrector,
sinyal audio IF akan diarahkan menuju Aural Mixer untuk diubah ke sinyal RF
sebelum dipancarkan.
8.3 Prinsip Kerja Aural Mixer
Aural Mixer digunakan untuk mencampur sinyal yang datang
dari filter dengan sinyal yang berasal dari oscillator local sehingga
dihasilkan sinyal RF (Sinyal Pancar).
Keluaran dari Aural Mixer akan menuju monitor dan
penguat, dan setelah melalui proses penguatan, sinyal akan dipancarkan oleh
antena. Guna pemahaman lebih lanjut tentang aliran sinyal audio pada Exciter dapat ditunjukkan pada gambar
berikut.
Gambar
3.12 Diagram Alir Sinyal
Audio pada Exciter
BAB
IV
SIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Dalam uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Proses pengolahan sinyal audio pada stasiun relay
terjadi pada alat penerima (receiver) dan pemancar (transmitter).
2.
Pada
alat penerima, pengolahan sinyal audio terjadi pada PIE (program Input
Monitoring), sedangkan pada piranti pemancar pengolahan sinyal audio terjadi
pada Exciter.
3.
Alat
yang berperan untuk pengolahan sinyal audio pada PIE antara lain Audio
Distribution Amplifier, NICAM, Power Switch, Mixing Amplifier, dan Audio
Breakout panel. Alat yang berperan untuk pengolahan sinyal audio pada exciter
antara lain Aural Modulator, IM Corrector, dan Aural Mixer.
4.
Audio
Distribution Amplifier (ADA) berfungsi untuk mendistribusikan sinyal audio yang
diterima oleh receiver ke alat-alat yang lain dalam sistem PIE Rack, selain
mendistribusikan alat ini juga melakukan proses standarisasi sinyal.
5.
Power
Switch berfungsi untuk memilih siaran yang akan diteruskan ke transmitter,
apakah siaran utama dari stasiun pusat atau siaran lokal yang berasal dari
server.
6.
NICAM
berfungsi untuk memperbaiki kualitas sinyal audio, dan berperan sebagai alat
tambahan untuk mendukung program siaran dwibahasa (bilingual).
7.
Mixing
Amplifier berfungsi untuk mencampur sinyal audio kiri dan kanan menjadi satu
paker guna diumpankan ke transmitter.
8.
Audio
Breakout Panel berfungsi untuk memilih sinyal audio mana yang akan dimonitoring
dan diukur melalui piranti pengukuran.
9.
Aural
Modulator berfungsi untuk memodulasi sinyal audio pada tingkat IF.
10.
IM
Corrector berperan sebagai pengkoreksi distorsi linear yang timbul pada tingkat
power amplifier.
11.
Pada
Aural Mixer terjadi proses perubahan sinyal audio IF Audio ke tingkat RF
sebelum dikuatkan dan dipancarkan oleh antena.
B.
SARAN
Dari
hasil Praktik Industri yang telah dilakukan ada beberapa saran yang perlu disampaikan
antara lain :
1.
Pencatatan
keluaran parameter-parameter exciter yang tertera pada tampilan exciter masih
dilakukan secara manual, hal ini memungkinkan adanya kesalah yang dilakukan
oleh manusia, akan lebih baik jika dilakukan secara otomatis karena lebih
efisien dan lebih akurat.
2.
Peningkatan
peralatan-peralatan pendukung seperti monitor bentuk gelombang (waveform
monitor) sangat diperlukan sehingga dapat diketahui apakah sinyal video yang
dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang ditentukan atau belum.
3.
Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja,
selalu gunakan safety disaat memulai pekerjaan.
0 komentar:
Posting Komentar