Sabtu, 22 April 2017

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


Selamat Sore semua, selamat datang di blogger saya. first post saya kali ini akan mengeshare hasil laporan praktek industri (PKL) yang berjudul " PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA STASIUN NET TV SURABAYA" nah yang tanya kenapa di laporan tersebut membahas cuma pengolahan sinyal audionya saja, kenapa tidak sekalian sinyal videonya juga?karena pengoahan sinyal video sudah dikerjakan oleh temen saya. jadi saya kebagian cuma pengolahan sinyal audionya saja. kalo bisa yang video insyaallah saya upload juga. oke langsung saja, berikut BAB 1 sampai BAB 4. semoga bisa bermanfaat buat agan" semua



BAB I
PENDAHULUAN

A.             Latar Belakang
Sebagai salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberi kesempatan bagi mahasiswanya untuk mengembangkan diri agar mampu menyesuiakan dirinya dengan perkembangan dan tuntutan dunia industri sekarang ini. Kemampuan mahasiswa tidak hanya terbatas pada identifikasi masalah dan perumusan berbagai macam perhitungan. Namun juga meliputi bagaimana penerapan secara nyata dari ilmu yang sudah terumuskan secara jelas detail permasalahannya. Dengan kata lain, seorang mahasiswa sudah seharusnya tidak hanya mampu membuktikan secara teori dalam bentuk banyak rumus mengenai berbagai macam fenomena yang ingin diteliti. Namun juga harus mampu mengaplikasikan teori-teori yang telah ditemukan menjadi ilmu terapan (praktik) yang nantinya dapat berguna bagi lingkungan sekitarnya. Pemikiran ini menjadi alasan mengapa diadakan praktik industri dalam proses untuk menjadi mahasiswa yang mampu menerapkan ilmunya di kehidupan nyata

Dalam kegiatan praktik industri tersebut, mahasiswa dituntut untuk belajar secara langsung dengan pekerjaan yang ada di lapangan agar dapat mengembangkan diri dengan memperluas wawasannya serta memiliki keterampilan dan kemampuan untuk menerapkan ilmu yang dimilikinya selama berada di perkuliahan, agar ilmu pengetahuan yang telah didapatkan dapat berkembang dengan mengetahui masalah yang akan dihadapi di lapangan nantinya. Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri diharapkan dapat menunjang
pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat menjadi salah satu sumber daya manusia yang siap menghadapi tantangan era globalisasi. Atas dasar pemikiran tersebut, praktik industri menjadi salah satu kurikulum wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa S1 Teknik Elektro 2013  Unesa.
Mata kuliah praktik industri ini dilakukan diluar jam perkuliahan, hal ini dilakukan agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar pada saat jam kuliah berlangsung. PT. NET MEDIATAMA dipilih sebagai tempat praktik industri karena sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuni dan dikerjakan oleh praktikan.  PT. NET MEDIATAMA adalah bagian dari kelompok usaha INDIKA GROUP. Nama INDIKA sendiri merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika.
Melalui praktik industri mahasiswa diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami dan menganalisis proses produksi serta kegiatan operasional lain yang dilakukan oleh Perusahaan/Industri tempat melaksanakan praktik industri. Dengan melakukan pengamatan sekaligus melaksanakan kegiatan tersebut diharapkan mahasiswa juga mampu menemukan masalah-masalah pada dunia industri atau dunia kerja untuk dijadikan sebagai topik tugas akhir.

B.             Tujuan Praktik Industri
Tujuan pelaksanaan kegiatan praktik industri dibedakan menjadi dua bagian, yakni tujuan umum dan tujuan khusus :
1.       Tujuan Umum
a.         Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas, dan terarah antara dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna outputnya
b.         Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam memberikan kontribusinya pada sistem pendidikan nasional.
c.          Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang dunia kerja, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam dunia kerja atau dunia usaha.
d.         Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui sistem kerja di dunia industri sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
e.          Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif dan dinamis yang lebih berwawasan bagi mahasiswa dalam dunia perindustrian.
2.       Tujuan Khusus :
a.         Mempelajari serta memahami tentang pengolahan audio tersebut.
b.         Mempelajari serta memahami peralatan yang digunakan untuk mengolah audio tersebut.
c.          Menerapkan dan membandingkan ilmu – ilmu teoritis yang didapat di perguruan tinggi ke dalam pekerjaan.
C.             Manfaat Praktik Industri 
              Manfaat yang diperoleh dari kegiatan praktik industri adalah sebagai berikut :
1.     Manfaat Praktik Industri Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa manfaat praktik industri antara lain :
a.     Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang didapat di bangku kuliah ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya.
b.   Mahasiswa memperoleh gambaran dunia kerja yang nantinya berguna apabila telah menyelesaikan perkuliahan, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja.
c.    Mahasiswa dapat mengetahui gambaran sistem yang ada di dunia kerja seperti proses produksinya, perawatan , perbaikan, dll.
2.     Manfaat Praktik Industri Bagi Perusahaan
   Bagi instansi manfaat praktik industri antara lain :
a.         Meningkatkan kerja sama antara akademik dengan instansi/lembaga.
b.         Memperoleh gambaran secara luas tentang sumber daya manusia yang akan datang.
3.     Manfaat Praktik Industri Bagi Perguruan Tinggi
           Bagi Universitas manfaat Praktik Industri antara lain : Mempromosikan keberadaan universitas  khususnya Universitas Negeri Surabaya di tengah-tengah dunia kerja, sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan dunia kerja yang kompeten di bidang masing-masing.




BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.                Televisi
Televisi merupakan jaringan komunikasi dengan peran seperti komunikasi massa yaitu satu arah, menimbulkan keserempakan dan komunikan yang bersifat heterogen. Te)levisi merupakan media massa yang berfungsi sebagai alat pendidikan, penerangan, dan hiburan. Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melalui media massa televisi. Tayangan tersebut bias berupa hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai pendidikan.
Komunikasi massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (Human Communication) yang bersamaan dengan mulai digunakannya mesin cetak oleh Johanes Gutenberg dan semenjak itu dimulailah era komunikasi massa. Yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang sangat luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan secara umum.
Pada hakikatnya media televisi sebagai media komunikasi pandang dan dengar mempunyai tiga fungsi yaitu :
a.         Fungsi Informasi (The Information Function)
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana informasi tidak hanya dalam bentuk siaran pandang mata, atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang factual, akan tetapi juga menyiarkan bentuk lain seperti ceramah, diskusi dan komentar. Televisi dianggap sebagai media massa yang mampu memuaskan pemirsa jika dibandingkan dengan media lainnya. Hal ini dikarenakan efek audio dan visual yang memiliki unsur immediacy dan realism. Immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televsi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Tampak dan terdengar oleh pemirsa, seolah olah berada ditempat peristiwa itu terjadi. Realism, yang berarti stasiun televisi menyiarkan informasi secara audio dan visual dengan perantara mikrofon dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan ketika suatu acara ditayangkan secara langsung. Beda televisi dengan media cetak adalah berita yang disampaikan langsung direkam dan hanya menggunakan sedikit editan untuk mendapatkan inti dari kejadian yang ingin disampaikan, sedangkan bila di media cetak, berita yang sama harus mengalami pengolahan terlebih dahulu oleh wartawan baru kemudian disajikan pada pembaca.
b.             b.           Fungsi Pendidikan (The Education Function)
Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak dan disampaikan secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat televisi menyiarkan acaranya secara teratur dan terjadwal.   
c.              c.        Fungsi Hiburan (The Enteertaint Function)
Dalam Negara yang masyarakatnya masih bersifat agraris, fungsi hiburan yang melekat pada televisi siarannya tampak lebih dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah-rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing bahkan yang tuna aksara.

B.                  Broadcast
Broadcast adalah suatu sistem pemancaran atau metode pengiriman data, dimana data tersebut dikirim ke banyak titik, tanpa melakukan pengecekan apakah titik tersebut siap atau tidak, ataupun data tersebut sampai atau tidak. Salah satu contoh penggunaan sistem ini adalah siaran televisi dan radio. Dimana stasiun siaran terus menerus tanpa mempedulikan apakah ada pesawat televise ataupun radio yang memonitor siaran tersebut. Analogi yang dapat digunakan adalah, kartu ucapan lebaran dibagi-bagikan pada siapa saja yang lewat disebuah jalan, tanpa mempedulikan siapa penerimanya. Pengiriman data dengan tujuan semua alamat yang berada dalam 1 jaringan. Aplikasi yang menggunakan metode ini akan mengirimkan ke alamat broadcast.
Sistem transmisi dalam suatu televisi broadcasting terdiri dari beberapa sistem transmisi yaitu:
1.          1.         Transmisi Terestrial Broadcasting
Sistem transmisi terrestrial broadcasting adalah sistem transmisi yang rambatan sinyalnya merambat diatas permukaan bumi. Sistem transmisi terrestrial broadcasting biasanya terdiri dari beberapa peralatan yang berperan penting yaitu:
Gambar 2.1 Transmisi Terestrial Broadcasting
·   Perangkat Router yaitu perangkat yang terdiri dari beberapa peralatan yang berfungsi sebagai koreksi audio visual. Perangkat Transmitter yaitu peralatan yang berfungsi memancarkan sinyak audio video.
2.         2.              Transmisi Terestrial Radio Link (Microwave)
Transmisi terrestrial radio link atau microwave adalah sistem transmisi point to point dimana terdiri dari perangkat pengirim atau Tx dan perangkat penerima atau Rx. Kedua perangkat ini harus berada dalam satu garis pandang atau tidak terdapat penghalang antara sisi kirim dan sisi terima atau dalam istilah telekomunikasi disebut dengan Line of Sight. Apabila letak antara ruang Master Control Room dengan Stasiun transmisi berjauhan maka agar sinyal bias menjangkau stasiun transmisi diperlukan suatu alat penghubung yaitu Radio Link. 
3.          3.         Transmisi Satelit Broadcasting
Sistem transmisi ini digunakan untuk penerimaan siaran didaerah-daerah yang tidak terjangkau oleh sinyal terrestrial walau pun sistem transmisi masih dalam jangkauan satelit. Transmisi satelit menggunakan satelit sebagai repeater dimana satelit diorbitkan di orbitnya mengelilingi rotasi bumi, satelit diorbitkan pada ketinggian 36.000 km diatas permukaan bumi, dalam transmisi satelit terdiri dari dua ruas transmisi yaitu ruas angkasa dan ruas bumi, dimana ruas angkasa adalah dimana tempat diorbitkan satelit dan ruas bumi dimana terdapat stasiun bumi. Dalam transmisi sinyal satelit dipancarkan dari stasiun bumi menuju satelit dan dari satelit sinyal dipantulkan kembali ke stasiun bumi lainnya, dalam hal ini bias terjadi transmisi point to point atau point to multi point tergantung fungsinya.

Gambar 2.2 Transmisi Satelit Broadcasting
4.            4.         Transmisi SNG (Satelit News Gathering)
Satelit news gathering adalah perangkat Up-Link portable (sebuah piranti telekomunikasi yang dapat dengan mudah dipindah-pindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain dan mudah untuk di instalasi, atau secara harfiah dapat diartikan sebagai pengepul berita melalui satelit walaupun tidak selamanya, SNG hanya untuk keperluan pemberitaan.
  
Gambar 2.3 Transmisi SNG


 

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN PI/PKL DAN PEMBAHASAN
A.      Organisasi dan Management Industri
1.         Sejarah PT. Net Mediatama Indonesia
NET. (singkatan dari News and Entertainment Television) adalah sebuah stasiun televisi berjaringan di Indonesia yang resmi diluncurkan pada 26 Mei 2013. NET menggantikan siaran terrestrial Spacetoon Indonesia yang sebagian sahamnya telah diambil alih oleh Indika Group. Berbeda dengan Spacetoon yang acaranya ditujukan untuk anak-anak, program-program NET ditujukan kepada keluarga dan pemirsa muda.
Selain melalui jaringan terrestrial, NET juga menyiarkan kontennya melaluisaluran komunikasi lain seperti jejaring sosial di Youtube.
Pada tahun 2012, PT Net Mediatama Indonesia (NET.) ingin membangun sebuah stasiun TV yang membawakan sebuah revolusi media yang maju dan lebih modern yang dipraksai oleh Wishnutama (CEOIndika Group dan pernah menjabat sebagai Komisaris Independen SCTV). Pada pertengahan Maret 2013, PT Televisi Anak Spacetoon (Spacetoon) yang sebagian sahamnya dialih oleh Indika Group sebanyak 95% dari saham kepemilikan Spacetoon. Sesaat setelah akuisisi salah kepemilikan Spacetoon ke NET, akhirnya pada Sabtu, 18 Mei 2013, siaran Spacetoon di jaringan terrestrial menghilang dan digantikan oleh NET yang memulai siaran

perdananya dengan menggunakan frekuensi milik Spacetoon di seluruh mantan jaringan frekuensi Spacetoon di Indonesia.
NET memulai masa siaran percobaan selama satu pekan yang terhitung sejak Sabtu, 18 Mei 2013 sampai menjelang program Grand Launching Media Revolution yang disiarkan secara live pada Minggu, 26 Mei 2013 pukul 19.00 WIB, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. Masa siaran percobaan NET disiarkan mulai pukul 05.00 WIB-24.00 WIB tanpa ada iklan komersial. Setelah selesai masa siaran percobaan, jam tayang NET diperpanjang dari pukul 04.00 WIB-02.00 WIB. Akan tetapi, khusus selama bulan suci Ramadhan siaran NET menjadi 24 jam nonstop.
Seluruh program-program dari Spacetoon Indonesia dirombak menjadi maju dan lebih modern, akan tetapi NET tetap menayangkan lima program kartun unggulan dari Spacetoon yang disiarkan setiap Senin-Jumat mulai pukul 13.30 WIB-16.00 WIB dengan nama “NET. Playground” atau “NETOON”.

a.       Visi dan Misi NET. TV
1.       Visi:
“Menjadi perusahaan media yang menarik dengan memberikan kontribusi positif untuk kehidupan masyarakat Indonesia.”
2.       Misi:
a.   Menghasilkan program yang menarik, menghibur, dan kreatif melalui berbagai tayangan yang terbaik.
b.   Menjangkau semua masyarakat yang ada dengan hiburan yang berkualitas.
c.   Menarik, mengembangkan, dan mempertahankan semua bakat terbaik dalam industri.
b.       Struktur Organisasi NET. TV
Gambar 3.1 Diagram Blok Struktur Organisasi
a.   Direktur Utama             : Wishnutama Kusubandio
b.   Komisaris                        : Agus Lasmono S.
c.   Wakil Komisaris           : Deddy Sudarijanto
d.   Direktur Pemasaran : Kurnia
e.   Direktur Keuangan       : Leo Nagasaputra
f.    Direktur Produksi         : Azuan Syahril
  2.         Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan Praktik Industri
a.       Identitas Industri
Nama Perusahaan       : NET. TV Jatim
Nama Pimpinan           : Mustika Muhammad.
Alamat                             : Jl. Embong Malang Kec.
  Tegalsari. Surabaya
No.Telp                            : (031) 5353873
b.       Pelaksanaan Kegiatan Praktik Industri
NET. TV Jatim memiliki dua gedung wilayah kerja yaitu gedung biro dan gedung transmisi. Selama praktik industri di NET. TV Jatim penulis berada di gedung biro dan di gedung transmisi.
c.        Waktu dan Jadwal Kegiatan Praktik Industri
Praktik industri dilaksanakan mulai tanggal 1 September 2016 sampai 30 September 2016. Selama mengikuti praktik penulis wajib melaksanakan peraturan umum yang berlaku bagi karyawan, berikut waktu yang harus ditaati selama praktik industri, mulai dari awal masuk sampai pulang :
1.       Jam kerja shift pagi pada 08.00 sampai 18.00, dan jam kerja shift malam pada 18.00 sampai 06.00.
2.       Mahasiswa memakai baju seragam sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh pihak stasiun televisi.


No
Minggu
Ke -
Uraian Kegiatan
Keterangan
1
I
       *  Breafing oleh staf.
       *  Pengenalan Perusahaan.
       *  Pengenalan staf dan bidang pekerjaannya.
       *  Pemindahan tempat ke bagian transmisi.
       *  Pengenalan alat-alat transmisi.
       *  Pendalaman materi tentang sistem transmisi.
       *  Pengecekan alat transmisi.
Di dampingi oleh Pembimbing Industri
2
II
      *  Pelatihan sign off dan sign on.
      *  Pelaksanaan sign off dan sign on secara berkala.
      *  Pelatihan patching siaran lokal
      *  Pelaksanaan patching siaran lokal secara berkala.
Di dampingi oleh Pembimbing Industri



3
III
      *  Pemanasan genset.
      *  Pengecekan secara menyeluruh pada genset.
      *  Pemberian materi tentang masalah pada sistem transmisi.
      *  Perawatan dummy load.
      *  Perawatan exciter.

Di dampingi oleh Pembimbing Industri
4
IV
       *  Pengerjaan laporan praktik industri.
       *  Pengerjaan rekapitulasi dari pengecekan alat transmisi.
       *  Perawatan pada parabola.
       *  Terjadi kerusakan pada mesin transmitter.
       *  Pencarian penyebab terjadinya kerusakan pada transmitter.
       *  Perawatan menyeluruh pada mesin transmisi.
       *  Pengumpulan rekapitulasi.

Di dampingi oleh Pembimbing Industri
















































Tabel 3.1  Jadwal Kegiatan Praktik Industri
d.       Keterlibatan Mahasiswa
Selama kegiatan praktik industri mahasiswa diberi kebebasan untuk melakukan pengamatan, dan menggali informasi sebanyak-banyaknya terkait dengan transmisi dan studio, macam – macam pemancar dan berbagai macam komponen listrik baik melalui wawancara, pengambilan data berupa foto, data dan lain sebagainya.
3.         Faktor Pendukung dan Penghambat Kegiatan Praktik Industri
a.       Faktor Pendukung Kegiatan Praktik Industri :
1.       Sikap karyawan yang bersedia menerima mahasiswa dengan tangan terbuka.
2.       Pembimbing praktik yang senantiasa melayani pertanyaan mahasiswa.
3.       Kesempatan yang seluas - luasnya dimiliki mahasiswa dalam melakukan pengamatan dan pembelajaran.
4.       Mahasiswa beberapa kali dilibatkan dalam praktik / simulasi.
b.       Faktor Penghambat Kegiatan Praktik Industri :
1.       Terbatasnya kegiatan dilapangan yang tersedia bagi mahasiswa sebagai sarana penambah ketrampilan dan kurangnya informasi dan penjelasan tentang materi atau keadaan ketika terjadi kerusakan. Serta pembuatan isi laporan yang kurang sempurna dikarenakan waktu praktik industri hanya 1 bulan.
2.       Dalam lapangan para pekerja dan teknisi masih kurang dalam pemakaian pengaman untuk K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
3.       Para staf pekerja lapangan terkadang bekerja tidak pada bidangnya masing-masing.
c.        Inovasi / Solusi terhadap masalah yang timbul :
1.       Walaupun sedikit materi yang berkaitan dengan transmisi dan studio dan macam-macam panel, tetapi ketika waktu luang selalu digunakan untuk menggali ilmu dengan bertanya kepada teknisi elektrik yang ada.
2.       Secara langsung karyawan stasiun tv tidak bisa menyerahkan sepenuhnya pekerjaan kepada mahasiswa karena dianggap masih belum mengerti sepenuhnya tentang pekerjaan yang dihadapi. Dalam hal ini hendaknya mahasiswa yang melakukan praktik industri, harus lebih sering bertanya kepada pembimbing industri dan karyawan lainnya agar jika ada yang belum diketahui dapat segera diketahui.


B.      Pembahasan
1.    DASAR SISTEM SIARAN TELEVISI
               Sistem siaran net tv terdiri dari :
1.         Satelit Reciver
2.         728 NICAM Encoder
3.         Transmiter 20Kw NEC
4.         Dummy Load
5.         Antena dengan menara dalam ketinggian 125 m
6.         Perangkat Monitoring
Sistem siaran televisi pada dasarnya merupakan proses pengiriman dan penerimaan sinyal gambar dan suara. Siaran TV diawali dengan pengambilan suara oleh mikropon, pemrosesan sinyal dan dipancarkan oleh pemancar. Pada penerima, sinyal diterima oleh antena pesawat penerima sinyal ditangkap kemudian audio dan video dibentuk kembali. Proses yang lebih detailnya dapat diilustrasikan dengan diagram blok dibawah ini.

Gambar 3.2 Diagram blok dasar sistem siaran TV

Jadi pertama gambar diambil oleh kamera, kamera mengubah energi sinar dari suatu gambar yang bergerak alamiah dan terlihat oleh mata menjadi sinyal elektronik. Selain itu sinyal elektronik dapat diperoleh dari VTR, dari mesin telecine ataupun slade scanner. Sinyal elektronik ini diteruskan ke stasiun pemancar televisi, dimana sinyal gambar dengan lebar frekuensi 0 – 5 MHz akan memodulasi gelombang pembawa, dan sebagai hasilnya gelombang pembawa berupa Amplitudo Modulation (AM) yang telah di modulasi oleh sinyal gambar tersebut diteruskan ke antena pemancar televisi untuk kemudian diradiasikan ke semua arah sebagai sinyal siaran gambar.
Pada waktu yang sama, energi informasi suara dengan lebar frekuensi 20-20.000 Hz yang bersangkutan dengan gambar tersebut diatas diambil oleh mikrofon untuk diubah menjadi sinyal elektronik yang kemudian diteruskan ke pemancar televisi untuk memodulasi dengan gelombang pembawa yang terpisah. Hasil dari gelombang pembawa yang telah termodulasi berupa Frekuensi Modulasi (FM). Kemudian diteruskan ke antena pemancar televisi untuk diradiasikan ke atmosfer bersamaan dengan gelombang pembawa yang telah dimodulasi dengan sinyal gambar.
Dari jarak tertentu dari antena pemancar televisi, sesuai dengan kekuatan daya frekuensi yang diradiasikan, antena penerima televisi dapat menerima gelombang yang telah dimodulasi kombinasi suara dan gambar tersebut untuk diteruskan ke penerima televisi. Kemudian penerima televisi akan memperkuat sinyal yang diterima, dan memisahkan komponen gambar dan komponen suara setelah melalui proses demodulasi. Sinyal gambar yang telah dimodulasikan kemudian diteruskan ke tabung sinar katoda untuk diproduksi kembali sedapat mungkin sesuai dengan gambar bergerak yang asli. Sementara sinyal suara yang telah didemodulasikan dan diteruskan ke loudspeaker untuk menghasilkan kembali sinyal suara asli.

2.    TEKNIK TELEVISI
Sistem televisi di indonesia (PAL) menggunakan 625 garis, Amerika Serikat dengan NTSCnya menggunakan 525 garis dengankan Perancis dengan SECAM menggunakan 819 garis.
Jelas disini bahwa televisi Perancis akan menghasilkan gambar yang lebih baik (819 garis) dibandingkan dengan yang menggunakan 625 garis maupun yang 525 garis. Tetapi karena statistik menunjukkan bahwa mata manusia tidak dapat membedakan kualitas gambar antara sistem 625 garis dengan 525 garis serta sistem 819 garis yang memerlukan bandwidth yang sangat lebar, maka Perancis merubah sistemnya ke 725 garis per-frame.

3.    SISTEM PEMANCAR TELEVISI
Pemancar televisi adalah peralatan yang berfungsi untuk memancarkan sinyal RF (radio Frekuensi) yang terdiri dari sinyal audio dan video yang diubah menjadi gelombang elektromagnetik di udara dan langsung diterima oleh pesawat penerima televisi.
Menurut tipe daerah frekuensi gelombang pembawa sistem pemancar TV dibagi menjadi :
·         Pemancar VHF yaitu pemancar dengan frekuensi gelombang pembawa berada pada frekuensi yang sangat tinggi. Pemancar VHF dibagi menjadi beberapa saluran frekuensi (frequency channel). Saluran VHF dimulai dari chanel 2-13.
·         Pemancar UHF yaitu pemancar ini juga dibagi menjadi beberapa saluran, diman saluran UHF merupakan sisa saluran VHF. Saluran UHF dimulai dari chanel 14-83. Net TV surabaya memancarkan siarannya pada gelombang UHF pada chanel 58.
·         Pemancar Microwave, jaringan ini umumnya digunakan untuk komunikasi dengan unit siaran yang ada di lapangan atau diluar studio untuk meliputi suatu acara yang harus dipancarkan langsung pada saat itu juga. Jaringan microwave ini digunakan dengan pertimbangan power yang digunakan kecil, sehingga tidak memerlukan peralatan yang berukuran besar. Akan tetapi karena sifat gelombang mikro ini adalah “line of sight” maka jika digunakan untuk tempat yang tidak datar (pegunungan) maka diperlukan repeater.
Stasiun televisi ada yang beroperasi pada band VHF (Very High Frekuensi) dan ada juga yang dengan band UHF (Ultra High Frekuensi). VHF dan UHF adalah sebuah bandwidth yang digunakan untuk memancarkan signal radio dan TV untuk para operator yang menerimanya.
VHF : 30 MHz – 300 MHz
UHF : 300 MHz – 3 GHz
Antena ada yang dibuat untuk VHF, UHF dan kombinasi unik keduanya. Kebanyakan antena dual band VHF/UHF sebenarnya adalah dua antena berbeda yang digabung dalam satu paket. Sekarang kebanyakan stasiun TV dgital menyiarkan band dalam frekuensi UHF. Perbedaan antena UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada ukuran size nya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi dari VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan UHF hanya pada area ‘band’ frekuensi mereka berasal. Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistim operasinya sama. Selama masih sedikit pengguna sistim wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih tajam dan jelas. Dalam sisi lain, kelebihan menggunakan sistim VHF adalah transmisi tersebut lebih murah dan mereka masih dapat bekerja walaupun antena dan pemancar/ transmitter nya tidak saling berhadapan.
Downlead adalah istilah yang umum digunakan untuk jalur lead-in yang menghubungkan antena ke TV. Hanya kabel coaxial yang disebut dengan “coax” yang semestinya digunakan untuk downlead. Kabel coaxial yang berkualitas bagus adalah yang 100% dilapisi dengan alumunium foil dan kabel alumunium braiding untuk menolak gangguan.
Ketika menghubungkan kabel coaxial, hubungkan kabel konduktor pusat ke antena dan pastikan pelapis shielding braid-nya juga terpasang pada saddle clamp dan jangan terlalu keras menguncinya. Sambungan koaksial dan plug semestinya disolder dan diikat dengan sekrup penyambung.
Diplexer adalah sebuah alat yang menggabungkan signal dari antena VHF dan UHF ke satu kabel output yang terhubung ke TV set anda. Alat tersebut bisa dipasang dekat TV atau dekat antena. Diplexer diperlukan hanya kalau TV set anda cuman ada satu socket input untuk kabel UHF dan VHF.
FM rejection filters atau kadang disebut juga dengan FM trap, memungkinkan receiver untuk menolak atau menyaring suara signal FM dengan tujuan menghindarkan interferensi pada signal TV.
Untuk meningkatkan kemampuan antena dalam menangkap signal diperlukan electronic amplification. Amplifier yang diinstall pada antena outdoor disebut dengan preamp atau preamplifier (Booster). Preamplifier biasanya terdapat 2 komponen, yang pertama adalah amplifier yang sesungguhnya yang dipasang pada tiang antena sekitar satu foot (30cm) dibawah antena boom dan terhubung ke antena melalui ukuran pendek kabel koaksial. Komponen lainnya adalah power supply yang dipasang di dalam rumah dan tugasnya untuk menyediakan power ke amplifier melalui kabel coaxial. Splitter jangan diletakkan antara power supply dan preamp, jika splitter dipasang disana maka akan memblokir voltase yang menuju ke preamp dan akan menghentikan hampir semua signal yang menuju ke TV. Para pakar merekomendasikan hanya memasang booster kalau benar- benar diperlukan, karena alat itu juga memperbesar suara selain signal dan alat itu bisa ‘overdriven’ kalau terkena signal yang kuat dan hanya akan memperburuk penyiaran. Jika antena dibagi hanya untuk 2 – 4 penyaluran, preamplifier tidak diperlukan tapi kalau lebih dari itu, seperti menggunakan tiga TV, dua VCR dan FM radio pada antena yang sama maka menggunakan preamp adalah ide yang bagus. Ada bermacam-macam jenis preamplifier, sebagian untuk UHF dan sebagian untuk VHF ataupun keduanya pada takaran jumlah gain yang bersekitaran antara 6 – 30 dB. Antena UHF yang bagus pada umumnya dapat memberikan 8 – 10 dB gain.
     
4.       OPERASI DASAR TRANSMITTER
Menurut operasinya transmitter (pemancar) dibagi menjadi 3 yaitu :
·         High Level Modulation
Pada jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat akhir yaitu, antara Frequency channel (FC) termodulasi sinyal video dan chanel frekuensi termodulasi sinya audio dan dikombinasikan di diplexer.




Gambar 3.3 High Level Modulation
·         IF Modulation Split Carrier
Pada jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat Intermediate Frequency (IF). IF video dan IF Audio diperkuat secara terpisah dan kemudian di kombinasikan di diplexer. 

Gambar 3.4 IF Modulation Split Carrier

·         IF Modulation Combined Carrier
Pada jenis ini sistem modulasi terjadi pada tingkat IF, dan hasil dari penggabungan video IF dan Audio diteruskan ke mixer untuk mendapatkan Frequency Channel (FC). Lalu diperkuat secara bersama dalam satu amplifier (penguat) untuk di transmisikan.



 

Gambar 3.5 IF Modulation Combined Carrier




5.       MODULASI AUDIO
Pada Pemancar Televisi saat ini Modulasi Audio tidak hanya modulasi analog tetapi juga telah menggunakan modulasi digital. Modulasi audio pada pemancar televisi awalnya menggunakan FM (Frequency Modulation) tetapi setelah adanya sistem audio NICAM (Near Instantaneuous Companded Audio Multiplex) maka pada pemancar televisi menggunakan FM dan NICAM dimana pada sistem NICAM modulasinya sudah digital yaitu QPSK (Quadratur Phase Shift Keying). Disini kita hanya membahas FM Modulasi
FM Modulasi
                Pada sistem Modulasi ini sinyal informasi digunakan untuk mengubah frekuensi pada sinyal      pembawa. Misal sinyal informasi kita misalkan dengan persamaan :
....................................(1)
Perubahan pada frekuensi pembawa adalah k em dimana k dikenal sebagai konstanta deviasi frekuensi, maka frekuensi pembawa sesaatnya adalah :
.....................................................(2)

Dari persamaan (1) dan (2) frekuensi sesaatnya didapat :
.........................................(3)

Deviasi frekuensi puncak dari sinyal didefinisikan sebagai :
.....................................................(4)

Sehingga :
.............................................(5)



 Gambar 3.6 Modulasi Frekuensi

Sedangkan persamaan untuk sinyal pembawanya adalah:
...............................(6)
Persamaan sinyal yang telah dimodulasi frekuensi adalah :
........................(7)
Indeks modulasi pada modulasi frekuensi adalah :
...........................................................(8)
Persamaan (7) dapat menjadi

........................(9)
Bandwidth untuk FM adalah
...........................................(10)

2.       SISTEM PEMANCARAN STASIUN TELEVISI
Stasiun pemancar Net TV surabaya merupakan stasiun pemancar yang berpusat di jakarta selatan. Dimana siaran dari Jakarta dikirim melalui satelit, dalam hal ini Net TV menggunakan satelit TELKOM 1 yang kemudian diterima kembali oleh stasiun-stasiun di daerah melalui satelit receiver.
Setelah diterima melalui satelit receiver sinyal video dan audio dikirim ke PIM (Program Input and Monitoring Equipment) pada bagian ini sinyal baik dari input satelit receiver maupun output dari pemancar dapat di monitoring.
Setelah melalui PIM Rack sinyal video langsung di kirim ke pemancar. Untuk sinyal Audio, pada siaran biasa sinyal audio FM langsung diinputkan ke pemancar, dan untuk siaran bilingual, sinyal dari satelit receiver signal audio diinputkan ke NICAM encoder terlebih dahulu sebelum diinputkan ke pemancar. 




Gambar 3.7 PIM/PIE rack




Skema dari pemancaran siaran televisi dapat dilihat dari gambar berikut.




 Gambar 3.8 Skema Pemancar Siaran Televisi


7.       PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA PIE
PIM-PIE Sebagai Piranti Pengukur dan Pengkalibrasi. Fungsi pengukuran dan kalibrasi yang dimaksudkan adalah untuk mengukur, dan menyesuaikan  sinyal-sinyal yang akan dikirim ke transmiter.  Pross penyesuaian dilakukan dengan menghubungkan antara satu keluaran piranti PIMPIE pada masukan dari piranti lainnya dengan cara men-jumper terminal-terminal yang ada pada patch panel. Terminal-terminal tersebut mewakili masukan dan keluaran suatu piranti, sehingga proses pengukuran dan pengkalibrasian dapat dilakukan tanpa membongkar dan mengubah sistem yang telah ditentukan.





Gambar 3.9 Pengukuran dan Kalibrasi sinyal audio
Masukan sinyal audio yang berasal dari receiver adalah sinyal audio stereo yang tersusun atas sinyal audio kiri (Left/L) dan sinyal audio kanan (Right/R). Urutan proses yang dilakukan piranti-piranti dalam PIE terhadap sinyal audio membentuk aliran tersendiri. Aliran sinyal audio pada PIE ini membentuk dua jalur utama sesuai fungsi utama PIE. Kedua jalur utama itu adalah jalur sumber siaran serta jalur monitoring. Jalur sumber siaran ditandai dengan ujung akhirnya bermuara pada transmitter. Sedangkan jalur monitoring ujung akhirnya menuju ke piranti pengukuran sinyal audio. Guna pemahaman lebih lanjut tentang aliran sinyal audio pada PIE dapat ditunjukkan pada gambar berikut




Gambar 3.10 Diagram Alir sinyal Audio pada PIE
Pada aliran sinyal audio ini dibutuhkan lima buah ADA (Audio Distribution Amplifier). ADA berfungsi untuk mendistribusikan dan menguatkan sinyal audio dari receiver ke bagian-bagian PIE audioflow serta menjaga agar parameter-parameter sinyal audio yang diterima tidak mengalami perubahan saat akan dikirim ke transmitter.
ADA1 mendistribusikan masukan sinyal audio dari receiver ke blok program switch dan blok audio breakout panel. Program switch berfungsi untuk memilih siaran yang akan diteruskan ke transmitter, apakah siaran utama dari stasiun pusat atau siaran local yang berasal dari server.
Sinyal siaran local dari server akan di distribusikan oleh ADA2 ke program switch dan block Audio Breakout Panel. Siaran lokal dari server diaktifkan apabila memang ada jatah siaran lokal atau siaran dari stasiun pusat terganggu.
Masukan ADA3 merupakan sinyal audio pengujian hasil pembangkitan Audio Test Generator, akan tetapi ADA3 tidak dioperasikan sehingga sinyal audio pengujian langsung diumpankan ke Audio Breakout Panel. ADA4 membagi tiga keluaran dari program switch yang masing-masing menuju ke NICAM, Mixing Amplifier dan Audio Breakout Panel. Pada program acara dengan satu bahasa, sinyal audio yang diumpankan ke transmitter berasal dari Mixing Amplifier. Mixing Amplifier berfungsi mencampur sinyal audio kiri dan kanan menjadi satu paket guna diumpankan ke transmitter. Sedangkan pada program acara dwibahasa (bilingual), mode dual mono pada piranti NICAM harus diaktifkan guna menyelaraskan siaran dwibahasa tersebut, dimana sinyal audio keluaran dari NICAM inilah yang akan diumpankan ke transmitter.
NICAM adalah suatu sistem audio transmisi digital pada TV Broadcast yang digunakan untuk memperbaiki kualitas sinyal audio, selain itu juga untuk mendukung siaran dwibahasa (bilingual). Program acara dwibahasa biasanya merupakan program asing yang telah disalah bahasakan ke dalam bahasa Indonesia. Dalam pentransmisian program ini digunakan sistem audio dual mono dimana satu saluran diisi oleh sinyal audio bahasa asli dan yang satunya lagi untuk sinyal audio sulih bahasa. Pada saat program dwibahasa berlangsung piranti NICAM ini harus diaktifkan. Dan fasilitas ini hanya dapat dinikmati oleh konsumen yang mempunyai pesawat penerima televisi dengan piranti pendukung NICAM decoder siaran dwibahasa. Untuk monitoring terhadap sinyal audio terdapat blok Audio Breakout Panel. Blok ini merupakan pemilih sinyal audio mana yang akan di monitoring dan diukur melalui piranti pengukuran. Terdapat lima pilihan sinyal, yaitu:
1.       Sinyal audio dari satelit receiver.
2.       Sinyal audio dari server.
3.       Sinyal audio dari keluaran program switch yang akan diumpankan ke transmitter.
4.       Sinyal audio dari demodulator.
5.       Sinyal audio pengujian yang berasal dari Audio Test Generator.
Keluaran dari Audio Breakout Panel yang merupakan hasil pilihan sinyal audio mana yang akan dipantau, dan oleh ADA5 akan didistribusikan menjadi dua sinyal menuju ke piranti pengukuran. Piranti pengukuran untuk sinyal audio yang terdapat pada PIE adalah VU (Volume Unit) meter dan Audio Monitor (Speaker).

8.       PENGOLAHAN SINYAL AUDIO PADA EXCITER
Sinyal audio yang telah melalui proses monitoring akan ditransmisikan ke transmitter. Pada transmitter terdapat unit Exciter yang berfungsi untuk memproses kembali sinyal audio dan video. Pada unit Exciter ini, bagian yang berperan dalam proses pengolahan sinyal audio yaitu Aural Modulator, Synthesizer, IM Corrector, dan Aural Mixer.
Pada receiver, sinyal audio hasil keluaran NICAM dan Mixing Amplifier akan masuk menuju Aural Modulator, di dalam Aural Modulator sinyal audio pada frekuensi baseband akan dimodulasi pada tingkat IF, dimana pada proses modulasi ini unit synthesizer berperan untuk membangkitkan sinyal pembawa untuk dimodulasi dengan sinyal audio hasil keluaran receiver.
8.1  Prinsip Kerja Aural Modulator
Aural Modulator mempunyai sirkuit audio input untuk transformasi seimbang ke tidak seimbang, pre-emphasis dan amplifikasi. Frekuensi modulasi dan control tegangan IF sirkuit ditempatkan di tengah kanan dekat dengan bagian pelindung. Modul A IF menghasilkan sinyal frekuensi A IF dikunci dengan sinyal yang ditunjukkan melalui sirkuit PPL dan synthesizer HPB-3108
Frekuensi modulasi dikeluarkan dengan menerapkan sinyal audio tersebut pada Varicab  dioda. Frekuensi pusat dari oscillator diatur sirkuit Automatic Phase Control (APC) yang berfungsi untuk menyamakan fase antara sinyal audio dan video.
Keluaran dari frekuensi termodulasi dibagi menjadi dua bagian, sebagian untuk sirkuit APC dan yang lain untuk unit output yang digunakan untuk monitoring deteksi nilai gelombang dan mengatur deviasi.
Diagram bloknya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :




Gambar 3.11 Diagram Blok dari Unit Aural Modulator
IC digunakan untuk APC kecuali frekuensi referensi dan frekuensi sinyal oscillator dan keluarannya sinyal control phase yang diumpan balikkan ke pengontrol tegangan oscillator IF. Audio input dari 600 ohm balance line dipasang pada CN101-16A dan CN1012-16C, kemudian melewati IC101-2 dan IC101-3 dimana pre-emphasis 50 mikrosekon dikeluarkan dan input balanced ditransformasikan ke unbalanced output. Untuk memindahkan pre-emphasis, skalar PRE_EMPS101 diposisikan Off, pre-emphasis “off normal loop” dikeluarkan melalui jack CN101-18A.
Apabila pre-emphasis 75 mikro sekon diperlukan, kapasitor C110 seharusnya digunakan jumper konektor pada JP101 untuk 75 mikrosekon. Audio output yang lain untuk 75 ohm unbalanced line digunakan pada CN101-2 kemudian dikuatkan oleh IC1-1 melalui input nonverting dari audio amplifier IC3.
Frekuensi termodulasi keluaran dari modul FM OSC di distribusikan ke sirkuit APC yang berisi frekuensi divider 1/32 dalam IC6 dan 1/256 dalam IC3012. Divisi indeks dari nilai ini digunakan untuk mengurangi indeks modulasi yang cukup mambatasi fasa gelombang deviasi.
Kedua frekuensi dari sinyal referensi dari sinyal referensi dari sinyal ermodulasi diarahkan ke aliran detector yang berada dalam sirkuit yang digabungkan IC302 dimana perbedaan antara dua frekuensi sumber dapat terdeteksi dan dikontrol. Sinyal control melewati filter fase fase loop tertutup yang terdiri dari resistor R306 dan kapasitor C309 kemudian dibiasbalikkan ke modul FM oscillator. IC302 menjadi pendeteksi kesalahan pada pin 28 pada detector kesalahan APC IC305 dan 306 dihubungkan. Keadaan ini merubah detector ini menjadi tenaga pada relay RL301.
Frekuensi termodulasi keluaran dari modul FM oscillator kemudian didistribusikan ke output level ATT401, IC401, IC402 dan lowpass filter VL401 dan VL402. IC401 dan IC402 dapat digantikan oleh relay RL301 yang diaktifkan apabila terjadi kesalahan pada APC. Sinyal melalui lowpass filter kemudian didistribusikan ke empat keluaran, yaitu keluaran CN101-5, monitor J401, dan Deviasi CN101-12A.
DET VOLT merupakan detector tegangan akhir pada unit keluaran. DET VOLT disamakan dengan tegangan DC preset untuk mendeteksi kesalahan pada keluaran. Apabila kesalahan terdeteksi, informasi ini menyebabkan saklar antara CN101-10C dengan potensial ground terhubung sehingga LED D513 akan menyala.
Keluaran Deviasi CN1011-12A digunakan untuk pengukur deviasi pada EL display. Sejumlah frekuensi deviasi di deteksi oleh sirkuit detector slope. Sirkuit ini terdiri dari resonan sirkuit VL523-C523, C522, VL522, C525, C524 dengan dua dioda D521 dan D522. Sirkuit resonan dipasang pada posisi frekuensi yang berbeda, satu diatas frekuensi pusat IF VCO, dan yang lain dibawahnya. Dimana frekuensi IF adalah 41,25, JP702 1-2, JP702 2-3, dan JP703 2-3 harus dililit.


Tabel 3.2 Fungsi Input dan Output Pada Sistem Aural Modulator
Bagian Nomor
Nama
Fungsi
CN101-16A
CN101-16C
Masukan audio 600 ohm
Masukan audio (600 ohm seimbang)
CN101-2
Masukan audio 2 (75 ohm)
Kombinasi masukan audio (75 ohm tak seimbang)
CN101-31
10 MHz REF input
Input REF 10 MHz
CN101-25
Output
Keluaran IF
J401
Monitor
Monitor Keluaran IF
CN101-5
NICAM SH
Audio input NICAM
CN101-12A
Deviasi
Pengukuran deviasi output
CN101-10C
Kesalahan output
Pemberitahu Kesalahan
CN101-18A
Pre-emphasis alrm
Pre-emphasis keadaan off
CN101-12A,E,C
+12V
+12V power supply
CN101-22A,E,C
-12V
-12V power supply




















Keluaran sinyal audio dari Aural Modulator akan masuk menuju Aural monitor dan IM Corrector.
8.2 Prinsip Kerja IM Corrector
IM Corrector berperan sebagai pengkoreksi distorsi linear yang timbul pada tingkat power amplifier. Pada IM Corrector terdapat input AGC (Automatic Gain Control), dimana AGC berfungsi untuk mengatur kuat sinyal yang diterima oleh RF ataupun oleh IF untuk mencegah kelebihan beban (Over Loading) dan distorsi yang disebabkan oleh kelebihan beban tersebut. AGC memperoleh perubahan sinyal bias sesuai dengan kekuatan sinyal yang diterima secara rata-rata dan menggunakan bias ini untuk mengubah penguatan tahap IF dan tahap RF. Apabila arus sinyal rata-rata meningkat, maka ukuran bias AGC juga meningkat, dan penguatan tahap kontrol berkurang. Jika tidak ada sinyal maka bias AGC minimun dan amplifier menghasilkan penguatan maksimum.
Setelah sinyal melewati proses koreksi di IM Corrector, sinyal audio IF akan diarahkan menuju Aural Mixer untuk diubah ke sinyal RF sebelum dipancarkan.
8.3 Prinsip Kerja Aural Mixer
Aural Mixer digunakan untuk mencampur sinyal yang datang dari filter dengan sinyal yang berasal dari oscillator local sehingga dihasilkan sinyal RF (Sinyal Pancar).
Keluaran dari Aural Mixer akan menuju monitor dan penguat, dan setelah melalui proses penguatan, sinyal akan dipancarkan oleh antena. Guna pemahaman lebih lanjut tentang aliran sinyal audio pada Exciter dapat ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 3.12 Diagram Alir Sinyal Audio pada Exciter




BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.             KESIMPULAN
Dalam uraian yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.         Proses pengolahan sinyal audio pada stasiun relay terjadi pada alat penerima (receiver) dan pemancar (transmitter).
2.         Pada alat penerima, pengolahan sinyal audio terjadi pada PIE (program Input Monitoring), sedangkan pada piranti pemancar pengolahan sinyal audio terjadi pada Exciter.
3.         Alat yang berperan untuk pengolahan sinyal audio pada PIE antara lain Audio Distribution Amplifier, NICAM, Power Switch, Mixing Amplifier, dan Audio Breakout panel. Alat yang berperan untuk pengolahan sinyal audio pada exciter antara lain Aural Modulator, IM Corrector, dan Aural Mixer.
4.          Audio Distribution Amplifier (ADA) berfungsi untuk mendistribusikan sinyal audio yang diterima oleh receiver ke alat-alat yang lain dalam sistem PIE Rack, selain mendistribusikan alat ini juga melakukan proses standarisasi sinyal.
5.         Power Switch berfungsi untuk memilih siaran yang akan diteruskan ke transmitter, apakah siaran utama dari stasiun pusat atau siaran lokal yang berasal dari server.
6.         NICAM berfungsi untuk memperbaiki kualitas sinyal audio, dan berperan sebagai alat tambahan untuk mendukung program siaran dwibahasa (bilingual).
7.         Mixing Amplifier berfungsi untuk mencampur sinyal audio kiri dan kanan menjadi satu paker guna diumpankan ke transmitter.
8.         Audio Breakout Panel berfungsi untuk memilih sinyal audio mana yang akan dimonitoring dan diukur melalui piranti pengukuran.
9.         Aural Modulator berfungsi untuk memodulasi sinyal audio pada tingkat IF.
10.      IM Corrector berperan sebagai pengkoreksi distorsi linear yang timbul pada tingkat power amplifier.
11.      Pada Aural Mixer terjadi proses perubahan sinyal audio IF Audio ke tingkat RF sebelum dikuatkan dan dipancarkan oleh antena.

B.             SARAN
Dari hasil Praktik Industri yang telah dilakukan ada beberapa saran yang perlu disampaikan antara lain :
1.         Pencatatan keluaran parameter-parameter exciter yang tertera pada tampilan exciter masih dilakukan secara manual, hal ini memungkinkan adanya kesalah yang dilakukan oleh manusia, akan lebih baik jika dilakukan secara otomatis karena lebih efisien dan lebih akurat.
2.         Peningkatan peralatan-peralatan pendukung seperti monitor bentuk gelombang (waveform monitor) sangat diperlukan sehingga dapat diketahui apakah sinyal video yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang ditentukan atau belum.
3.         Utamakan kesehatan dan keselamatan kerja, selalu gunakan safety disaat memulai pekerjaan.